Terima Kasih Telah Kembali
“ hai..” itu sebuah
kata sapaan yang pernah aku lontarkan kepadamu dulu, ntah kenapa aku bisa
mengucapkan hal seperti itu dan karena
kata sapaan itu kita bisa seperti ini. Aku harap tidak ada kata lain yang
akhirnya bisa membuat kita menjadi berpisah, tapi suatu kejaiban yang tak ku duga ..
Namaku Tania Anabellia, panggilanku Tania dan ada juga yang
memanggilku dengan sebukan anabel. Yaa you knowlah di nama kepanjanganku ada
kata anabel gitu, tapi kalau dilihat dari wajah enggak seseram boneka itu kok,
so kalian jangan takut. Aku bersekolah di SMA kebangsaan no 65 di Jakarta Pusat
dan sekarang sedang menduduki bangku kelas 2. Aku masih anak SMA tapi tingkah
laku aku lebih parah dengan anak SMA pada umumnya yang bisa dikatakan kutu
buku, kalem, dan bersifat yaa layaknya siswi SMA. Aku dilahirkan dikeluarga
yang super duer kocak dan menyenangkan. Aku anak 3 dari 3 bersaudara , yaa aku
sibungsu. Pantas saja aku bertingkah seperti itu ya, enggak diragukan lagi
dong. Next, aku disekolah memiliki banyak teman, diantara banyak teman tersebut
aku mempunyai 2 teman baik bisa dibilang sahabatlah yaa. Aku sudah dengan mereka 1 tahun yang lalu, yap tepatnya
pas masuk SMA. Namanya Dinda dan Tika, sifat mereka berdua sangat berbeda. Yang
satu lembut dan yang satu lagi keras kepala sama dengan aku, namun dilihat dari
kedua sifat mereka yang jauh berbeda, cuman mereka yang paling ngertiin aku
selain keluarga disaat aku lagi benar-benar down. Dan kami bertiga beda jurusan
dan kelas juga pastinya, aku di kelas IS A, Dinda di MIPA A dan Tika di Bahasa B.
‘ jangan hanya bicara
ku tak perlu apa-apa … ‘ ( The Overtunes – Bicara)
“ yaa hallo.. Ada apa tik? Masih pagi nih”
“pagi apaan oon, matahari udah berdiri tegak tu, dan lu
masih molor, yuk kesini ntar gua smsin alamatnya”
“ah bodo amat jangan ganggu waktu weakend gua dah,kalaulu
ada acara yaudah lanjut aja”
“gua bilang mami ya, mati lo”
“iya gw udah stand up, itu muluk ancamannya mentang-emang
mami lagi di LA dan gua sangat nyesal bisa ngasih no mami ke elu”
“banyak ngomong lu, mandi sono trus beres, dan langsung
kesini enggak ke pulau kapuk”
“iya nek lampir,bye”
“awas lo ntar gua sihir”
Aturannya gua masih didunia mimpi yang indah dan akhirnya
kacau karena si Tika anak enggak jelas itu nelfon-nelfon gua, ntah kenapa gua
bisa nurut aja sama dia dengan ancamannya. Kenapa gua nurut? Karena kalau mami
lagi dirumah gua enggak boleh tidur jam 9 pagi keatas dan gua enggak tau juga
alasaannya kenapa. Dan untuk menjaga-jaga mami meberikan amanat kepada Tika dan
juga Dinda.
Setelah gua selesai mandi, beres-beres dan sarapan yang
dibuatkan Bi Ina tadi pagi dan juga sudah dingin. Gua langsung tancap gas
dengan mobil merah kesayangan gua yang gua beli sendiri dengan uang gua karena
dulu gua mendapatkan hadiah dari sebuah lomba, dan gua tabungan. Akhirnya
kebeli deh 2 bulan yang lalu. Enak banget rasanya dapet uang atau membeli
barang dengan uang dan jerih payah kita sendiri.
Dan akhirnya gua sampai di sebuah café cake gitu yang
bernuansa sweet, jujur gua engga suka café yang bertema seperti ini dan you
knowlah berselisih gitu dengan pribadi gua. Dan diujung café gua melihat ada Tika,
Dinda dan tiga cwo lainnya. Ntah siapa mereka berdua, gua sama sekali tidak
tau. Soalnya mereka bertiga itu tidak menghadap kea rah gua. Dan Tika melihat
gua dan juga melambai-lambai kearah gua sambil menyuruh gua untuk kesana,
guapun kembal membalas lambaian tangan Tika sambil menuju ketempat mereka
duduk. Setelah itu, cwo bertiga itu dengan serentak melihat gua dan guapun
terkejut karena salah satu dari mereka ada yang gua kenal dan juga gua pernah
sempat suka kedia, kayaknya Tika dan Dinda sengaja deh ngajak gua kesini. Dan
gua engga mau dong bersikap slah tingkah gitu namun sebenarnya gua udah salah
tingkah duluan.
Dulu, gua pernah suka dengan dia, namanya Rafa. Dia salah
satu dari SMA gua yang udah berbisnis diusianya yaa masih bisa dibilang muda
gitu. Dia punya 4 cabang café kopi gitu di Jakarta Pusat dan juga memiliki 10
cabang distro baju cwo yang tersebar luas di Jakarta Pusat ini. Gila tu, gua
tau kenapa dia jadi bisnisman karena papanya seorang pengusaha sekaligus
bisnisman dan juga mama bekerja disalah satu butik sekaligus desainer terkenal. Dan gua pernah pesan baju di butik
mamanya saat abang gua wisudah dan rancangan bajunya bagus banget, setaralah
dengan bajunya lah ya. Lanjut, dan alas an gua suka sama dia disamping dia
mandiri, ulet, tekun, pinter dan juga dia anak basket sama dengan gua. Dan dia
kapten basketnya dan gua juga, jadi yaa cocok aja gitu menurut gua. Eh eh eh
sebelum itu gua awal bertemu dengan dia dibandara saat gua mau ke Makassar dan
dia juga, gua tau dia anak SMA gua karena dia makai jaket basket dari SMA
Kebangsaan gitu, dan gua baru ngeh kalau pada saat itu SMA gua ada tanding
basket. Dan gua terkejut lagi, gua satu pesawat dan duduk bersebelah dengan gua, disaat itu gua
beranikan diri untuk menyapa dia.
Kata pertama yang gua lontarkan adalah “hai..” sebelum dia
memakai handsetnya. Dan dia langsung melihat kearah gua dan bilang hai juga.
Akhirnya kami mengobrol panjang lebar sampai-sampai gua enggak jadi tidur. Dan
kami berpisah dibandara saat aku sudah dijemput oleh abang dan dia dijemput
oleh jemputan yang sudah dipesan dari sekolah kami. Aku engga tau kami bakalan
akrab kayak tadi tapi semoga iya karena dia orangnya asik gitu.
----
Setelah gua sempat terkejut gua tanpa basa basi duduk
disamping Tika, dan anehnya si Rafa duduk didepan gua dengan tatapan yang engga
tau artinya.
“ini Tania anak basket SMA Kebangsaan itu ya?” Tanya Aldo.
“hah, iya, kamu Aldo anak SMA Pertiwi 25 kan” Jawab aku
dengan pedenya.
“haha iya, ingatanmu masih bagus juga yaa” kata Aldo
berusaha membuat aku tidak canggung.
Dan waktupun dengan cepatnya berjalan, tadi yang awalnya aku
canggung karena ada Rafa, kini sudah tidak lagi karena Aldo tau kecanggunganku
dan dia yang memulai percakapan denganku.
Terangnya mentari kini sudah redup karena sang ratu bulan
sudah muncul, dan tidak terasa bagiku. Cokelat late dengan toping cream vanilla
telah habis dengan diiringi tawa dan percakapan kami tadi. Dan mami mengirimkan
pesan singkat kepadaku karena dek Kiran yang datang dari Palembang untuk
berkunjung kesini sekalian bundaku ada keperluan. Akupun senang dan merasa
berat hati untuk mengakhiri pertemuanku dengan teman-teman terutama dengan dia.
Tika dan Dinda juga ikut pulang bersama denganku.
“Tan, pastilu engga nyangkakan kalau disana tadi ada Rafa”
Tanya Dinda
“iya, dan lo semua ngapain engga bilang ke gua, kalau adakan
gua juga enggak mau kesanakan, gua tu udah nutup diri dari dia” jawab gua,
namun sebenarnya gua juga senang sih setelah lama dia dikarangtina di Makassar
lebih kurang 3 bulanan gitu.
Setelah mengantar Dinda dan Tika guapun langsung bergegas
pulang kerumah untuk bertemu adek kiran, yaa gua sebagai auntinya kangen banget
gitu.
4 bulanpun berlalu dengan cepat, secepat arus air terjun
dipegunungan ..
‘1 MINGGU LAGI UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) SEMANGAT’
“Wah udah mau ujian aja baru kemaren gua perkenalan dengan
pak Diko, eh udah mau ujian aja, emang yaa waktu itu cepat banget berlalunya”
Ya gua, Dinda dan Tika barusan melihat papan pengumuman yang
baru aja dipasang oleh pak Budi. Gua harus berusaha mengejar nilai gua yang
sempat anjlok semester kemaren karena gua dikanrantina selama 1 bulan, dan gua
enggak kuat buat mengejarnya. Untung aja mami dam papiku ngertikan ya kecuali
brother-brother aku yang ngeledek aku terus menerus.
Hari kamis setelah pulang sekolah, aku sempat-sempatkan
untuk bimbel yang telah sekian lama aku tidak bimbel. Aku sekarang belajar
matematika dan itu termasuk pelajaran kesukaanku ntah kenapa, orang lain pasti otaknya
mumet kalau belajar ataupun mumet belajar matematika dan aku tidak, yaudah
syukuri aja itu anugerah yang diberikan Maha Pencipta kepadaku.
Akupun menyusuri koridor untuk menuju ruang kelasku yang
berada dilantai 3, dan tiba-tiba aku mendengar ada orang yang memanggilku yaitu
“hai” kepadaku, awalnya aku halu gitu tapi kok suaranya makin jelas. Dan
ternyata yang memanggilku tadi Rafa, akupun terkejut bukan mainkan, aku harus
bersikap apa, biasa saja atau gimana. Akhirnya aku memustuskan untuk bersikap
biasa saja dan aku membalas kepada dia dengan sebutan “hai”.
Jam menunjukkan 23.00 WIB, disini aku masih memikirkan
tentang sore. Kenapa dia bisa bimbel disana, kenapa juga aku bisa bertemu dia
disana, kenapa pula dia satu kelas denganku tadi, dan lebih gawatnya kenapa
juga dia duduk disampingku. Sudahlah aku tidur saja, besok ada ulangan.
-------
Oke aku udah siap dengan segala tenaga, mental, dan pikiran
buat menghadapi peperangan ini. Apapun hasilnya yang penting aku sudah berusaha
dan aku yakin usaha tidak mengkhianati hasil, aku percaya itu.
Yap, aku telah selesai ujian pada hari pertama dan waktunya
pulang. Ntah kenapa aku malas saja untuk pergi kemana-kemana karena aku pengen
dirumah saja, tadi sudah diajak sih oleh Tika dan Dinda termasuk Aldo dan teman-temannya juga, ya aku engga mau dan
untungnya mengerti. Saat aku menuju parkiran terlihat dari kejauhan ada seorang
cwo yang duduk di motor, aku tak tau merek apa itu tapi itu sangat cocoklah
buat anak muda zaman sekarang. Dan mungkin badan aku udah lelah aku tak
menghiraukannya, akupun menuju kemobil dan saat aku membuka pintu, tiba-tiba
ada pesan yang muncul dari hpku dan aku tidak tau siapa.
“Tan, lu sibuk nggk? Kalau enggak sibuk boleh nemenin gua ke
toko Bunga nggak? Temui gua di Toko Bunga Bugenvil jln. Raya blok B, see you”
pesan dari +6825378xxxxxxxx
Engga ada angin kenapa pesan ini datang kehp gua yak, engga
perkenalan diri dulu langsung ngajak orang ketemuan gitu, ih emangnya gua mau?
Bukan urusan gua
--------
Guapun sampai di Toko Bunga Bugenvil, saking penasarannya
gua sama ni anak, nanti sampai-sampai gua kepikiran trus gua enggak bisa tidur
lagi, jadi susah gitukan. Untung saja didalam toko bunga itu ada café, cafenya
cantik banget gitu suasananya asri gitu seperti taman indoor, sejuk, yaa bisa
sekalian reflesing juga, engga nyesel juga gua kesini. Guapun mesan cokelat
late kesukaan gua ditambah dengan cake ice mocca, untuk mengganjal perut
gitulah.
Tinggtinggtingg (ringtone
message)
“lu yang pakai baju SMA itukan? Lagi minum cokelat late
dengan cake ice mocca,duduknya dekat mini air terjun gitukan, dan sendirian”
pesan lagi dari +6825378xxxxxxxx
Gua membaca pesan itu sambil terkejut dan guapun
melihat-lihat orang yang ada disekitar gua. Dan hasilnya gua tidak menemukan
apapun, nihil total. Dan makin penasaran gua dong, ni anak siapa sih, yaa kalau
mau kesini yaudah kesini aja enggak usah buat orang penasaran gitu. Sebenarnya
gua males juga tapi gua penasaran banget sumpah deh enggak pake bohong.
Dan gua asik gitu nonton youtobe kak Gita yang dulu menjadi
inpirasi gua buat kuliah diluar negri. Dan tiba-tiba gua dibuat terkejut,
tenyata yang mengirim pesan kepada gua untuk ngajak gua pergi toko bunga adalah
Rafa, kenapa sih ni anak suka banget buat gua terkejut gitu. Gua nggak tau
maksud dari dia. Jujur gua sebenarnya mau moveon karena gua sempat lost contact
gitukan selama 4 bulanan, yaa gua sebagai cwe walaupun belum sepenuhnya cwe tulen sih tapi intinya
gua enggak suka menunggu yang tidak pasti, yaa logika aja, siapa sih yang enggak
suka menunggu orang yang enggak pasti dan mehilang begitu saja, emangnya gua
ini apaan cobakan, gua juga punya kerjaan selain menunggu itukan. Dan diotak
gua saat ini kacau banget, gua harus gimana? Sementara dia udah duduk didepan
gua sambil natap gua. Enggak mungkinlah gua berdiri sambil ngomong ‘gua kecewa’
atau pergi gitu aja, atau gua siram dia dengan cokelat late gua, yaa tapi
sayang minuman seenak itu dibuangkan gua enggak tega, intinya gua gimana.
“Tan ..” Rafa memulai bicara supaya tidak ada kecanggungan.
“hah .. iya, ada apa Raf” kata gua yang masih dalam kondisi
terkejut.
“apa kabar?”
“hmm .. yaa baik Alhamdulillah, lu?”
“kemaren gua enggak baik Tan, tapi sekarang gua sudah
baikkan”
“kenapa?”
“karna kemaren gua enggak ketemu sama lu”
Demi apa, gua terkejut lagi, kenapa dia bisa berkata seperti
itu.
“hah! Sejak kapan
mulai gombal? Sejak karantina itu ya”
“yaa terserah lu nggak percaya sama gua yang penting gua
udah jujur”
“Tan, lu pergi aja ke Surabaya,
liat Rafa tanding, gua akan ngasih alasan keanak orang supaya mereka percaya
kalaulu ngga bisa hadir” kata Dinda
“bener? Ngga apa-apa tu?” jawab gua
“bener, percaya deh ke gua” kata
Dinda sambil membuat megang bahu dua.
-------------
Minggu, 9 Desember 2018, pukul
08.15
Gua memutuskan untuk menghadiri
pertandingan basket di Ubaya Sport Center, Surabaya. Gua disini pergi sendirian
karena Dinda dan Tika sedang meet up bareng teman-teman SMP kami. Gua sangat
berterima kasih dengan Dinda yang mau memberikan gua alasan supaya tidak datang
di meet up tersebut.
Sejak tadi gua tidak melihat
kehadiran Rafa diamana-mana, mungkin dia lagi diruangan atau lagi dimana. Gua
duduk dipodium tengah supaya gua bisa melihat atlet basket main dan juga Rafa,
disini blom terlalu rame karena pertandingan akan dimulai pukul 10.15 ntah
kenapa gua pengen aja cepat-cepat datang. Oh ya gua berangkat ke Surabaya
kemaren sore dan juga gua menginap tempat tante gua dan juga kebetulan rumah
tante gua dengan studionya lumayan dekat, tapi gua kesini makai mobil tante
gua, soalnya motor tante gua dibawa sama anaknya ke sekolah gitu.
“hei ..” ada orang yang memanggil
gua sambil ngelus rambut gua. Gua terkejut bukan mainkan, dan gua lihat
kesamping ternyata ada Rafa yang sudah memakai baju basket sambil memegang kopi
cokelat panas.
“ni untuk lo, cepat banget sih
datangnya, blom juga jam 9” kata Rafa sambil memberikan gua kopi cokelat panas.
“hmm .. yaa gua bosan aja,
soalnya gua dirumah tante ngga ngapa-ngapain juga” jawab gua sambil nerima kopi
cokelat panas yang diberikan oleh Rafa.
“bosan apa kangen sama gua” kata
Rafa sambil senyum-senyum
“ih ngga juga” kata gua sambil
memalingkan muka
“kalau juga ngga apa-apa kok, gua
malahan seneng banget, dan juga gua mau nemenin lo disini supaya lo ngga
kesepian” kata Rafa sambil natap gua
“yaa terserah dan bagus deh”
jawab gua sambil meminum kopi cokelat panas
Sekarang pertandinganpun dimulai
sudah berjalan 2 jam, dan pertandingan dihentikan karena pemain akan break
sebentar dan setelah itu dilakukan babak final.
Dan pertandingan dimulai kembali,
team Garuda melawan team boomerang sakti. Ya Rafa berada di team Garuda, gua
berharap mereka menang.
Waktupun berjalan dengan cepat
dan didetik-detik terakhir team Rafa jebol jadi pemenang dengan skor 4-3, ya
sangat tipis sekali, kalau tidak Rafa yang memasukkan bola kering, mungkin aka
nada three-point diadakan karena mereka imbang.
Guapun reflex berdiri dan teriak
saking senangnya, Rafapun melihat gua sambil melambai-labai kearah gua. Ya
inilah perayaanya semua team dan penggemar dari team garudapun kebawah. Guapun
melihat dari atas saja, karena Rafa lagi merayakan dibawah bersama
teman-temannya, dan guapun tidak ingin mengganggu momen tersebut. Yap, gua
berencana pulang.
Saat gua berjalan dilorong studio
tersebut tiba-tiba tangan gua terasa ada ynag memegangnya, dan guapun ikut
tertarik dan menghadap kebelakang. Ya itu adalah Rafa.
“kenapa lo ngga kebawah buat
nyamperin gua?” Tanya Rafa dengan napas tersengat-sengat
“gua nggak mau merusak momen
bersama teman lo atas kemenangan team lo tadi” kata gua sambil natap Rafa
“siapa yang bilang kalau lo
ngerusak momen gua malahan kalau lo pergi kayak gini bisa buat gua kehilangan
lo lagi. Dengar ya Tan, gua nggak ingin ada kesalahpahaman lagi dan gua nggak
ingin kejadian dulu terulang lagi. Intinya gua nggak mau kehilangan lo lagi,
jujur dulu gua suka sama lo saat lu nyapa 'hai' kepada gua dan juga disaat itu lo terima jadi kapten
basket putri. Gua ngilihat lo trus, tapi gua nggak sanggup buat nyamperin lo
karena dulu teman gua tertarik dengan lo. Dan gua baru berani ngontact lo saat
teman gua udah moveon dengan lo dan itupun tidak berlangsung dengan semestinya”
katanya panjang lebar dan itu membuat gua merasa kalau dia benaran suka dengan
gua.
“iya, gua percaya sama Fa, dan
makasih udah kembali lagi”
Rafapun memeluk gua sambil
mengatakan ..
“i promise, I will not leave you.
I LOVE YOU Tan”
Guapun sambil membalas pelukannya
sambil mengatakan “I LOVE YOU Raf”
Sekarang gua
yakin, tidak selamanya menunggu itu menyakitkan adakalanya menunggu itu
merupakan suatu keadaan yang bakalan ditunggu-tunggu.
Komentar
Posting Komentar